Selasa, 19 Januari 2010

Cuaca dan Iklim Dalam Bisnis

Pernahkah kita pikirkan ?

Ketika udara terasa panas dan kering kita merasa selalu haus. Ketika udara terasa dingin minum wedang jahe terasa hangat. Menggunakan payung bila hujan kita tidak kehujanan. Nah, banyak minum karena udara panas, minum wedang jahe pada waktu udara dingin, dan mengguakan payung pada waktu hujan adalah contoh hal-hal yang logis yang berkaitan dengan cuaca. Dari hal-hal yang logis tersebut terkandung banyak isyarat yang dapat kita manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan. Tidak hanya keuntungan materi saja yang dapat kita raub bahkan lebih dari itu keselamatan juga dapat kita peroleh. Untuk itu kenalilah hal-hal berikut.



Apakah yang perlu diketahui ?

Tiga hal utama yang perlu kita kenali tentang kaitan cuaca dan iklim dalam bisnis adalah bidang managemen, sensitifitas, sifat, dan kesesuaian cuaca dan iklim.

(1). Managemen.

Untuk memperoleh data sampai penyediaan informasi cuaca dan iklim dilakukan pengamatan dan pengukuran di banyak stasiun pengamatan. Kemudian data hasil pengamatan dan pengukuran dikumpulkan di pusat-pusat pengumpulan data untuk selanjutnya diolah sampai memperoleh informasi cuaca dan iklim yang rinci. Untuk melaksanakan rangkaian kegiatan tersebut diperlukan sarana dan fasilitas, sumberdaya manusia, managemen dan biaya yang tidak sedikit. Data dari WMO menyebutkan bahwa di seluruh dunia saat ini (th.2000) terdapat lebih dari 10.000 stasiun pengamatan cuaca di darat, 7.300 di kapal laut, 600 buy yang dihanyutkan, 100 buy tetap, dan lebih dari 15 satelit cuaca di angkasa. Di Indonesia (2002), BMKG mempunyai sebanyak 163 stasiun pengamatan cuaca permukaan. Dari jumlah tersebut, 109 diantaranya melakukan pengamatan cuaca permukaan, 7 melakukan pengamatan cuaca permukaan dan cuaca laut, 54 melakukan pengamatan untuk klimatologi, dan sebanyak 10 stasiun pengamatan udara atas dengan menggunakan alat radiosonde serta lebih dari 4000 pos pengamatan hujan yang tersebuar di seluruh pelosok Indonesia.

Dapatkah kita menyediakan perangkat sarana, fasilitas, sumberdaya manusia, dan managemen yang diperlukan ?



(2). Sensitifitas.

Benda, kehidupan di bumi, dan kegiatan manusia peka terhadap cuaca dan iklim, tetapi masing-masing mempunyai kadar sensitifitas yang berbeda. Secara alami dan naluri atas kesensitifan tersebut timbul reaksi yang memerlukan upaya yang menuju ke keseimbangan. Upaya tersebut meliputi penanggulangan, pencegahan, dan perbaikan. Misalnya, bila udara panas atau kering kita selalu haus dan memerlukan banyak minum; bila tidak ada hujan tanaman dapat layu; bila udara sangat lembap bahan-bahan kimia dapat rusak; bila cuaca buruk pesawat terbang tidak dapat mendarat; dst.

Dapatkah kita menyediakan sarana dan fasilitas yang sesuai dengan yang diperlukan untuk memenuhi penanggulangan, pencegahan, dan perbaikan tersebut?



(3). Keseuaian cuaca dan iklim.

Cuaca dan iklim berbeda di setiap tempat dan dapat berubah setiap waktu. Oleh karena itu kenalilah sifat cuaca dan iklim di setiap tempat dan setiap waktu. Kemudian sesuaikan kegiatan dengan sifat cuaca dan iklim tersebut dengan memperhatikan sensitifitas benda, kehidupan, dan kegiatan masing-masing. Misalnya, di pegunungan yang dingin tanaman sayur-sayuran dapat tumbuh subur; di tempat-tempat dingin orang memerlukan selimut dan baju tebal; makanan dan minuman hangat banyak diminati di tempat-tempat dingin; sebaliknya di tempat-tempat yang panas, air dingin banyak diperlukan..

Dapatkah kita memanfaatkan atau menyediakan sarana dan fasilitas yang diperlukan sesuai dengan sensitifitas dan kesesuaian cuaca dan iklim tersebut?





===========

Tidak ada komentar:

Posting Komentar